1
Kepak parkit begitu lelah
Ketika terik menerpa
Meredam debar tak biasa
Masihkah ranting
Mengayun mesra
sedang senja tak lagi jingga.
2.
: Kusibak tirai kelam
Tanpa gempita asa
Samar menjelma dingin
gigilnya menciptakan kelu
Senja tak lagi ramah
Kehangatan rindu pun sirna.
3
[: Di pematang sawah desa
Kucari masa kecilku
Rerumputan berbisik
Menemani Langkah memetik rindu
perlahan surya temaram
sekeranjang kenangan
ku bawa pulang.
4
: Ku telusuri lengang
Berharap ada tenang
Di bawah payung rindang
Menjuntai ribuan asa
Ku sulam titik cahaya terang
5.
Kusapa binar cahaya
Memantul-mantul di kedip mata
Ialah kebaikan senja
Merona jingga
Menghantar senyum bidadari
Menghias cakrawala..
Sehangat sapa ramah sang pujangga.
6.
Sayap parkit begitu lelah
Ketika terik menerpa
Sedang di dada Meredam debar tak biasa
Masihkah ranting
Mengayunya mesra
sedang senja tak lagi jingga.
7.
Kusibak tirai kelam
Tanpa gempita asa
Samar menjelma dingin
gigilnya menciptakan kelu
Senja tak lagi ramah
Kehangatan rasa pun sirna.
8.
Di pematang sawah
Kucari masa kecilku
Rerumputan berbisik
Menemani Langkah memetik rindu
perlahan surya temaram
Sekeranjang kenangan
ku bawa pulang.
9.
Ku telusuri lengang
Berharap ada tenang
Di bawah payung rindang
Menjuntai ribuan asa
Di setiap putiknya ku sulam cahaya terang.
10.
Sayap parkit begitu lelah
Ketika terik menerpa
Sedang di dada Meredam debar tak biasa
Masihkah ranting
Mengayunya mesra
sedang senja tak lagi jingga
Di pematang sawah
Kucari masa kecilku
Rerumputan berbisik
Menemani Langkah memetik rindu
perlahan surya temaram
sekeranjang kenangan
ku bawa pulang.
11
Pada hamparan semesta
kebaikan senja merona jingga
Serupa senyum bidadari
Menghias cakrawala..
Merapikan segala resah
Menuju indahnya peraduan
Dalam dekap sang malam.
12.
[: Di buram mata
Ada sungai mengalir sepi
Di sana ada gemricik rasa yang mengharap temu
Dimana segala rindu tertuju
Meski melewati waktu berbatu
Terhempas lalu membiru
Dalam mencari ridho-MU
13
[: Hati rapuh
Meluruhkan sunyi
menghentak di sudut hati
aku masih setia di sini
Tertatih menyusuri
Lengang waktu
dengan luka teramat perih
14
[: Katamu.....
Akan ada sungai-sungai yang mengalir di denyut nadi
Berharap tetesnya menyembuhkan luka
Gemericiknya penyegar kehidupan menghapus kesedihan paling purna
meski aku tak sekokoh akar pohon
menunggu musim berganti
Hadirmu telah hilangkan kemarau panjang ini.
Bunda Lestari Sahsa Malika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar