aku wahai hati yang sepi
lihatlah
putihnya awan yang berarak
pada lipatan cakrawala
yang diam tanpa suara
namun tiba-tiba sang mendung
bergelayut manja tanpa rasa
di antara warna putihnya
bertebaran nampak di langit biru
ingin ku tanya pada angin
mengapa kau menebar aroma
semerbak tentangmu
tentang rasa rindu
yang tertulis sederhana
di antara gumpalan awan
ingin ku pahat namamu
sebagai prasasti
ketika rinai hujan
belum menghapus jejakmu
aku seperti awan
yang kebetulan melintas
dalam hatimu
bersama hembusan sang bayu
aku akan pergi walau hujan
belum memudarkan anganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar