“MEGENGAN"
.
Di desaku setiap menjelang puasa ada tradisi megengan,yaitu acara kirim doa dengan mengundang tetangga "bancakan" tak lupa berkatnya ada kue apem.
dan juga kupatan,kalau kupatan di bawa ke langgar masing-masing biasanya membawa satu baki berisi 20 kupat di lengkapi srundeng/kelapa parut.
Kata Megengan berasal dari bahasa Jawa “ Megeng” yang berarti Ngeker/mekeg atau Menahan.
terjemahan bebas :
ungkapan megeng/mekeg/ngeker
artinya menahan nafas
atau megeng hawa nafsu menahan hawa nafsu dan sebagainya.
dari kata “Megeng” Menjadi kata “Megengan”,deng
an ditambah akhiran “-an”
mengandung arti Suatu Proses Kontinuitas (terus – menerus)
dan Dikaitkan dengan konteks Ramadahan
kata “Megeng” selaras dengan kata Shaum yakni Puasa, yang berarti menahan.
Shaum atau Puasa diartikan sebagai Proses Menahan
(megeng atau ngeker) diri atau hawa nafsu dari yang membatalkan puasa seperti makan,minum dan hal-hal yang membangkitkan Syahwat,
serta hal-hal yang dapat membatalkannya.
Maka secara Simbolik,Tradisi Megengan merupakan acara pembekalan untuk berpuasa serta sebagai tanda atau simbol bahwa manusia akan memasuki bulan puasa sehingga harus menahan hawa nafsu,dalam kegiatan tersebut,juga dimaksudkan untuk berdo’a memohon pertolongan kepada Allah Swt,agar diberikan kekuatan untuk melakukan Ibadah puasa,karena tanpa pertolonganNya,puasa dirasakan sebagai sesuatu yang amat berat.
Puasa tidak hanya menahan diri dari yang membatalkannya secara lahir saja,tetapi juga menahan kebiasaan buruk setiap harinya.
Puasa lebih bersifat latihan rasa yang mencakup dimensi bathiniah, dalam ungkapan jawa ada yang mengatakan PASA (baca:Poso)
berarti ngempet rasa,ada juga yang mengartikan ngeposke rasa yang mempunyai makna/
memberhentikan rasa.
inilah yang tersampaikan dalam Tradisi “Megengan” tersebut.
.
Ada lagi simbol yang khas dalam tradisi ini, yaitu Kue Apem.
kata apem menurut mbah kyai berasal dari bahasa arab yaitu “Afwun” bermakna ampunan, maaf atau memaafkan.
Maksudnya adalah kita diingatkan pada bulan Sya’ban menjelang bulan Ramadhan,agar kita saling memaafkan dan meminta ampunan kepada Gusti Allah sehingga kita bisa menjalankan Ibadah puasa dengan tenang.
Dan dikarenakan dalam Bahasa Jawa tidak mengenal huruf “F”, Maka kata “Afwun” berubah “Apwun”,kemudian Apwum,lalu Apwem,dan akhirnya Apem,dan insyaAllah,inilah yang menginspirasi adanya kue apem dalam megengan.
.
Dilihat dari bahan dasarnya,
kue apem melambangkan kebersihan dan kesucian.
*Beras putih, berwarna putih melambangkan kesucian.
*Santan merupakan sari buah kelapa yang bermanfaat semua bagiannya adalah melambangkan sari atau ketulusan hati manusia, bahkan ada juga yang mengartikan “Santen” sebagai akronim dari kata jawa”Saged a Nyuwun Pengapunten”..
*Gula dan garam melambangkan perasaan hati.
*Daun yang dibentuk kerucut melambangkan pengerucutan semua pada satu titik Yakni Gusti Allah Ta’aala.
Maka bila bahan-bahan tersebut dijadikan satu,
Makna Simbolisnya adalah Kesucian dan ketulusan perasaan hati manusia yang ikhlas karena Allah semata.
.
Sungguh indah ungkapan rasa para sesepuh kita dulu,
memaknai rasa syukur nikmat kepada Gusti Allah atas segala yang dikaruniakan kepada hambaNya yang telah dicontohkan dengan tradisi budaya secara turun temurun oleh para sesepuh kita.
*"Malam Nisyfu Sya'ban
Insya Alloh jatuh pada hari Kamis Tgl 11 Mei 2017 malam jum'at pahing
(ditutupnya buku amalan kita dlm setahun).
->Jadi Sebelum terlambat Saya & keluarga meminta maaf
.. ﺍﻣﻴﻦ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻣﻴﻦ ... .... ﺃﻣﻴﻦ .... ﺃﻣﻴﻦ ﻳﺎﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦْ . ﺁﻣِﻴﻦْ ﻳَﺎ ﻣُﺠِﻴﺐَ ﺍﻟﺴَّﺎﺋِﻠِﻴﻦْ ﺁﻣٌــــﻴٍﻦْ ﺍﻣﻴﻦ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻣﻴﻦ .
Maaf lahir bathin semua dosa dan salah ya temans..
Kamis,110517
Lestari sahsa malika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar