Minggu, 22 November 2015

MOTIVASI PAGI

*suatu pagi, terlihat
seorang
wanita berpenampilan
menarik berusia 40-an
membawa anaknya
memasuki area perkantoran
sebuah perusahaan terkenal.
Karena masih sepi, mereka
pun duduk di taman
samping gedung untuk
sarapan sambil menikmari
hamparan hijau nan asri.
Selesai makan, dengan
santai si wanita membuang
sembarangan tisu bekas
pakai.
....Tidak jauh dari situ,
ada seorang kakek tua
berpakaian sederhana
memegang gunting untuk
memotong ranting. Dengan
diam, kakek itu
menghampiri, memungut
sampah tisu dan
membuangnya ke tempat
sampah.
Beberapa waktu kemudian,
kembali wanita itu
membuang bekas makanan
tanpa rasa sungkan. Kakek
itu pun dengan sabar
memungut dan
membuangnya ke tempat
sampah.
.
**Sambil menunjuk ke arah
sang kakek, si wanita itu
lantang berkata ke
anaknya,”Nak, kamu lihat
kan, jika tidak sekolah
dengan benar, nanti masa
depan kamu cuma seperti
kakek itu. Kerjanya
mungutin dan buang
sampah! Kotor, kasar, dan
rendah seperti dia. Jelas,
ya?”
.
...........
Si kakek meletakkan gunting
dan menyapa ke wanita itu,
“Permisi, ini adalah taman
pribadi, bagaimana Anda
bisa masuk ke sini?”
Wanita itu dengan sombong
menjawab, “Aku adalah
calon manager yang
dipanggil oleh perusahaan
ini.”
Di waktu yang bersamaan,
seorang pria dengan sikap
sopan dan hormat
menghampiri sambil
berkata,”Pak Presdir, mau
mengingatkan saja, rapat
sebentar lagi akan segera
dimulai.”
Sang kakek mengangguk.
Lalu sambil mengarahkan
matanya ke wanita di situ,
dia berkata tegas,
“Manager, tolong untuk
wanita ini, saya usulkan
tidak cocok untuk mengisi
posisi apa pun di
perusahaan ini.” Sambil
melirik ke arah si wanita, si
manager menjawab cepat,
“Baik Pak Presdir, kami
segera atur sesuai perintah
Bapak.”
.
Setelah itu, sambil
berjongkok, sang kakek
mengulurkan tangan
membelai kepala si anak
yang dari tadi
memperhatikannya.
.
“Nak, di
dunia ini, yang penting
adalah belajar untuk
menghormati setiap orang,
siapa pun dia, entah
direktur atau tukang sampah
dan menghargai hasil kerja
mereka. Ngerti, ya?”
.
Si wanita terbelalak dangan
wajah nyaris merah padam
karena malu. Ternyata
presiden direktur
perusahaan yang sangat
terkenal itu begitu rendah
hati dan santun. Tetapi
sayang, dia telah
memperlakukan dengan hina
layaknya tukang sampah
hanya karena penampilan
luarnya yang sederhana.
Dengan tertunduk lesu, dia
harus menerima keputusan
Presdir perusahaan itu,
karena kesalahannya
sendiri
.
Menghargai orang janganlah
dilihat dari penampilan luar
atau tinggi rendahnya
posisi seseorang. Pribadi
unggul bukan karena
kepintaran matematis tetapi
lebih karena kemampuan
berkomunikasi dengan
menjujung tinggi etika
moral dalam bergaul dengan
siapa saja. Karena sejatinya,
menghargai orang lain
adalah juga menghargai diri
kita sendiri, cerminan
bahwa siapa diri kita
sesungguhnya.
.
# Salam Sukses Luar Biasa
*Andrie Wongso
15 jam · Teman
Lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar