BERANDA SIANG
Jam 08.00wib saya baru saja membuka rumah singgah dan toko yang tempatnya 300 mtr dari rumah tinggal .
Rumah singgah sekaligus toko dan garasi ini berada di pinggir jalan sebagai sarana beraktivitas rutin.
Rumah singgah sekaligus toko dan garasi ini berada di pinggir jalan sebagai sarana beraktivitas rutin.
Ketika baru saja bersih2 nyapu-nyapu dari arah timur ada perempuan tua menggendhong kayu rencek
dengan agak membungkuk seperti menyeimbangkan beban di punggungnya dengan kekuatan fisiknya,
Memakai capil yang sudah amoh dan jebrag.
dengan agak membungkuk seperti menyeimbangkan beban di punggungnya dengan kekuatan fisiknya,
Memakai capil yang sudah amoh dan jebrag.
"Ngersakne kayu ndhuk damel urup-urup," sambil berhenti sejenak mbahe menawarkan dagangannya
Dan saya juga sambil menyapu.
"Mboten mbah Pangapunten,mangga njngn ngidul mriku lho nyabrang brug ,mbokmenawi taksih enten sing masak ngangge kayu,"
Dan saya juga sambil menyapu.
"Mboten mbah Pangapunten,mangga njngn ngidul mriku lho nyabrang brug ,mbokmenawi taksih enten sing masak ngangge kayu,"
"Nggih bu, mangga ," sambil ngeloyor mbahe jalannya terlihat *akas dan semangat.
Beberapa menit kemudian ,mbahe sudah melenggang tanpa kayu di punggungnya ,lewat lagi di depan toko
Menyapa saya .
"Mangga bu...,"
Sejenak saya tertegun,wah mbahe hebat kayunya sudah laku dijual,senyum sumringah dan semanak ,nampak jaman mudanya pasti cantik karena masih nampak sisa-sisa kecantikannya,dan refleks saya memanggi beliau.
"Pinarak mriki lho mbah...leren sekedhap ambegan riyin,"
Saya mengamati kakinya yang lusuh dengan sandal japit yang tipis menemani langkahnya.
Menyapa saya .
"Mangga bu...,"
Sejenak saya tertegun,wah mbahe hebat kayunya sudah laku dijual,senyum sumringah dan semanak ,nampak jaman mudanya pasti cantik karena masih nampak sisa-sisa kecantikannya,dan refleks saya memanggi beliau.
"Pinarak mriki lho mbah...leren sekedhap ambegan riyin,"
Saya mengamati kakinya yang lusuh dengan sandal japit yang tipis menemani langkahnya.
Seperti biasa,naluri kepenulisan *amatiran saya langsung *thing ,tanya ini tanya itu hee...
Menurut pengakuan beliau,namanya adalah mbah patimah beralamat didusun mahbang margomulyo kec balen.
Tapi dialeg soroboyoannya ketara banget sangat medok.
Jarak mah bang dengan ngadiluhur lumayan jauh
Beliau jalan kaki dengan beban kayu di punggungnya.
Sayangnya saya tidak sempat mendokumentasikan dengan barang dagangannya.
Menurut pengakuan beliau,namanya adalah mbah patimah beralamat didusun mahbang margomulyo kec balen.
Tapi dialeg soroboyoannya ketara banget sangat medok.
Jarak mah bang dengan ngadiluhur lumayan jauh
Beliau jalan kaki dengan beban kayu di punggungnya.
Sayangnya saya tidak sempat mendokumentasikan dengan barang dagangannya.
Mbah fatimah adalah sosok perempuan tua renta yang masih bersemangat mencari penghasilan sendiri.
Beliau pantang meninta-minta ,mencari kayu rencek di sepanjang perjalanan dan mengumpulkannya penuh kesabaran baru kemudian diiderne keliling kampung.
Banyak orang yang kasihan dan memberikan sangu untuk beli es.
Beliau pantang meninta-minta ,mencari kayu rencek di sepanjang perjalanan dan mengumpulkannya penuh kesabaran baru kemudian diiderne keliling kampung.
Banyak orang yang kasihan dan memberikan sangu untuk beli es.
Wajah sumringah dan penuh kegigihan *mrenges meski usia sudah senja tidak menyurutkan semangat beliau mengisi hari tuanya.
Dan saya jadi malu,terkadang masih sempat mengeluh .
Kehadiran panjenengan memberi inspirasi mbah patimah.
Semoga Gusti ALLAH selalu menjaga dan meridhoi setiap langkah panjenengan.
Dan dengan dialeg yang sangat medok *suroboyoan.
Beliau pamit Bersalaman dan mengucapkan banyak terimakasih kepada saya karena berkenan mengajak ngobrol dan rehat sejenak dan sangu tidak seberapa,hanya sekedar beli es di perjalanan pulang.
Dan saya jadi malu,terkadang masih sempat mengeluh .
Kehadiran panjenengan memberi inspirasi mbah patimah.
Semoga Gusti ALLAH selalu menjaga dan meridhoi setiap langkah panjenengan.
Dan dengan dialeg yang sangat medok *suroboyoan.
Beliau pamit Bersalaman dan mengucapkan banyak terimakasih kepada saya karena berkenan mengajak ngobrol dan rehat sejenak dan sangu tidak seberapa,hanya sekedar beli es di perjalanan pulang.
"Hati-hati di jalan nggih mbah,uangnya di simpan di dompet nggih,, pun digegem mangke nek kecer," pesen saya samhil salaman, sembari bersalaman mbah patonah masih sempat mendoakan saya sekeluarga selalu sehat dan banyak rejeki..aamiin ya Allah.
Pesan moral :
Selalu bersyukur atas nikmat Gusti ALLAH
Jangan banyak mengeluh atau sambat
Malu sama mbah patinah,yang seharusnya duduk manis menikmati masa tuanya tapi tidak mau merepotkan anak cucunya.,,,.
Semangat mbah....
Selalu bersyukur atas nikmat Gusti ALLAH
Jangan banyak mengeluh atau sambat
Malu sama mbah patinah,yang seharusnya duduk manis menikmati masa tuanya tapi tidak mau merepotkan anak cucunya.,,,.
Semangat mbah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar