RIYAYA KUPAT/KUPATAN
.
kupatan merupakan tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat jawa pada hari ke 8 setelah hari raya idul fitri, yakni tradisi membuat ketupat dan di rencak bersama di musholla dan masjid. Tradisi ini biasa dilakukan di desa saya yaitu desa barek ngadiluhur balen bojonegoro.
entah kapan adanya tradisi awal mula kupatan ini..
kami orang muda hanya meneruskan saja.
.
Ketupat merupakan makanan yang berasal dari beras yang dibungkus dengan daun janur yang dianyam berbentuk segiempat kemudian direbus.
Lebih dari sekedar tradisi kupatan memiliki makna yang cukup mendalam.
Kupatan dianggap sebagai simbolisasi keislaman manusia yang sudah sempurna.
Kupatan berasal dari kata
"ngaku lepat" yang berarti mengakui kesalahan.
>>Mengandung makna filosofis bahwa manusia diperintahkan untuk mengakui kesalahannya, saling bermaafan dengan ditandai tradisi silaturrahim ke rumah sanak keluarga dan tetangga saat hari raya idul fitri.
kupat berasal dari bahasa Arab "kuffat" yang berarti sudah cukup harapan.
setelah berpuasa selama 1 bulan dan 6 hari setelah lebaran,
maka orang-orang yang kuffat merasa cukup ibadahnya, sebagaimana hadits Nabi
"hal demikian bagaikan puasa 1 tahun penuh".
*
Janur sebagai bungkus ketupat berasal dari kata " ja a nur" yang berarti telah datang cahaya. Makna yang terkandung adalah bahwa umat muslim mengharapkan datangnya cahaya dari Allah SWT yang senantiasa membimbing mereka pada jalan kebenaran yang diridhai oleh Allah SWT.
.
Isi ketupat berasal dari beras terbaik yang dimasak sampai menggumpal " kempel",
memiliki makna kebersamaan dan kemakmuran.
.
Bentuk ketupat yakni segiempat, menjdai simbol/
perwujudan cara pandang " kiblat papat lima pancer"
yang menegaskan adanya hamonisasi dan keseimbangan alam.
empat arah mata angin utama yaitu timur, selatan, barat dan utara yang bertumpu pada satu pusat.
Maknanya adalah bahwa dalam kehidupan ini, ke arah manapun manusia melangkah hendaknya tidak pernah melupakan pancer yaitu Gusti Allah Yang Maha Esa.
**
Tradisi kupatan dibawa oleh walisongo khususnya sunan Kalijaga sebagai upaya untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat yang mayoritas beragama Hindu.
Para wali memasukkan dan mengganti adat hindu dengan nilai-nilai Islam tanpa merubah budaya lokal yang telah mengakar kuat.
disinilah terlihat betapa Islam masuk ke tanah Jawa dengan perdamaian.
Proses asimilasi yang berlangsung justru membuat masyarakat lebih mudah menerima Islam dengan terbuka tanpa mengurangi kesakralan nilai-nilai aqidah Islamiyah.
bagdha magrib warga berduyun-duyun pergi ke masjid dan musholla terdekat dengan membawa hidangan
kupat dan lepet,
berdoa bersama dan diakhiri dengan makan bersama ketupat yang dibawa.
Kupatan menjadi salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT yang melimpahkan rahmat kepada umat muslim sehingga bisa melaksanakan ibadah puasa dan merayakan hari raya idul fitri.
Melihat rangkaian acara dan makna filosofis yang terkandung, maka tradisi kupatan termasuk pada adat yang Selaras dengan nilai-nilai Islam.
Melihat nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam tradisi kupatan, hendaknya kita semua dapat mengambil nilai positif
dan lebih berharap bahwa tradisi kupatan yang dilaksanakan di masjid dan musholla sebagai ungkapan rasa syukur yang berisi rangkaian doa bersama dan makan bersama, selain untuk mengharap ridha Allah juga dapat mempererat ukhuwah islamiyah umat islam.
*tulisan ini hadir terinspirasi oleh kupat dan lepet dan mencari dari beberapa sumber bacaan. Mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terjadi dalam penulisan .
wassalamualikum wr.wb
Lestari sahsa. mAlika
010717
Tidak ada komentar:
Posting Komentar